X-Steel Pointer

Senin, 14 April 2014

contoh drama sekolah sma

BALADA DI SMANSAGRA


Narrator     : Suatu pagi yang cerah gulita, sekitar jam 7 pagi di Smansagra. Ada seorang guru bernama Kabeb yang sedang menggerutu tak keruan, karena sudah jam masuk sekolah anak yang ada di kelas baru satu orang yaitu Kukuh. Jelas saja yang lain tidak di kelas karena ini am masuk sekolah bukan jam masuk kelas.
Kabeb         : “Sudah jam 7 begini anak yang sudah datang baru satu orang. Sekolah macam apa ini, kemarin anak-anak suda saya suruh tiba di sekolah jam 6 pagi. Alhasil mereka sudah tiba di sekolah jam 6 pagi esok harinya. Tapi jam 7 bel berbunyi mereka malah pulang.”
Kukuh         : “Mungkin mereka sedang dalam perjalanan pak.”
Kabeb         : “Rumah mereka itu dekat, harusnya sudah sampai. Dulu rumah saya jaraknya dari sekolah 20km, tapi setengah jam saya sudah sampai.”
Kukuh         : “Wuihh, cepat sekali. Naik apa pak?”
Kabeb         : “Saya jalan kaki lahh. Setengah jam sudah sampai, sampai depan rumah. Sampai sekolah setengah hari.”
Kukuh         : “Hmm saya kira setengah jam sudah sampai sekolah.”
Ingil              : (mengetuk pintu) “Assalamualaikum.. maaf pak terlambat.”
Kabeb         : “Waalaikkum salam, kenapa kamu telat?”
Inggil           : “Sebenarnya tadi jam 6, saya itu sudah sampai sekolah pak.”
Kabeb         : “Terus, kenapa tidak langsung masuk kelas?”
Inggil           : “Tadi kelasnya itu saya cari tidak ada pak.”
Kabeb         : “Kok bisa?”
Inggil           : “Ternyata saya salah sekolah pak. Saya malah masuk ke SMA terbuka.”
Kabeb         : “Ah bohong kamu, di sekitar sini tidak ada SMA terbuka.”
Inggil           : “Oh ada pak, jadi SMA-nya itu masih tanah lapang dan belum dibangun. Itu  namanya Sma terbuka”
Kabeb         : “Halah, pusing saya ngomong sama kamu. Sana duduk.”
Inggil           : “Terimakasih pak.” (duduk disamping Kukuh)
Kabeb         : “Jadi anak-anak, kita mulai saja pelajarannya.”
Bayu            : (mengetuk pintu) “Halo ada orang?.”
Kabeb         : “Huuhhh, ini siapa lagi yang telat... ooh ternyata kamu Bayu. Kenapa kamu telat?”
Bayu            : “Tadi saya minum dulu pak.”
Kabeb         : “Cuma minum kok bisa telat?”
Bayu            : “Karena agar pencernaan saya sehat, minumnya saya kunyah dulun 32 kali agar lembut pak. Dan semakin lama karena saya minumnya satu gentong pak.”
Kabeb         : “Yang dikunyah agar lembut itu makanan, minuman tidak uash dikunyah sudah lembut. Dan biar lebih lembut pas kamu minumanny kamu campur downy.”
Bayu            : “Downy melembutkan pakaian pak bukan minuman. Nanti kalau saya minum malah saya yang jadi lelembut.”
Kabeb         : “Ah sudahlah, saya bosan melihat kamu. Sekarang kamu saya hokum, sana keluar lalu hormat bendera sampai benderanya balas hormat kamu.”
Bayu            : “Ya pak.” (keluar)
Kabeb         : “Haduhh ada-ada saja halangan ingin melaksanakan pelajaran. Jadi anak-anak ayp kita serius. Dan sekarang kita mulai...” (bel berbunyi) “Kita mulai istirahat, saya mau makan dulu.”
Inggil           : “Haahh akhirnya istirahat. Eh Kuh ada kursus hipnotis 300.000 di Jogja, mau tidak?”
Kukuh         : “Alah paling penipuan.”
Inggil           : “Asli kuhh, kalau saya bohong hantam saja Gusti.”
Kukuh         : “Kenapa Gusti yang dihantam?”
Inggil           : “Karena cuma dia yang tidak akan balas kalau kamu hantam.”
Kukuh         : “Iya ya, tapi dijamin bisa tidak hipnotisnya?”
Inggil           : “Dijamin bisa, kemarin saya sudah coba. Saya suruh ayah saya tatap mata saya lalu ikuti sugesti saya. Akhirnya dia ikuti sugesti saya.”
Kukuh         : “Kamu sugesti apa ayah kamu?”
Inggil           : “Saya sugesti dia supaya jadi belekan. Dan dia jadi belekan.”
Kukuh         : “Itu mah bukan sugesti tapi ketularan belekan kamu.” (bel berbunyi)
Kabeb         : “Nah anak-anak sudah cukup istirahatnya. Sekarang kita mulai pelajaran kita ya.”
Dwi              : (mengetuk pintu) “Maaf pak saya terlambat.”
Kabeb         : “Jam segini kamu baru masuk. Kurang ajar, saya sudah muak,ini sudah yang kedelapan dalam sminggu ini kamu telat. Dasar tukang telat, masuk sekolah telat, masuk angin saja kamu telat. Sudah sekrang lebih baik kamu keluar dari seolah ini, kamu saya DO.”
Dwi              : “Lahh pak jangan lahh, saya kasih tahu ibu saya lho.”
Kabeb         : “Sana terserah saya tidak takut.”
Dwi              : “OK saya panggil ibu saya.” (keluar mencari ibunya)
Kabeb         : “Anak-anak sekarang benar TELADAN Telat Datang Pulang Duluan.”
Narrator     : Dwi kembali datang ke sekolah dan membawa Ibunya seperti yang sudah dia janjikan pada gurunya tadi.
Ibu dwi       : “Jadi bapak yang sudah mengeluarkan anak saya.”
Kabeb         : “Iya, memang kenapa?”
Ibu dwi       : “janganlah pak kita damai saja lahh. Nih saya beri uang damai 500.000.”
Kabeb         : “Ibu pikir saya guru macam apa? Saya ini guru yang bersih dan jujur.”
Ibu dwi       : “Saya tambah uang damainya jadi 1.000.000”
Kabeb         : “Ehh tapi selain saya bersih dan jujur sebenaranya saya juga cinta damai. Jadi uang damainya saya terima.”
Ibu dwi       : (keluar kelas bersama dwi)
Narrator     : Dasar guru murahan, baru dikasih 1.000.000 saja sudah luntur imannya.
Kabeb         : “Diam kamu narrator, nanti saya kasih 500 ribu.”
Narrator     : Ok saya diam
Kabeb         : (keluar kelas sambil menghitung uang)
Kukuh         : (maju ke depan kelas) “Itulah saudara-saudara realitas pendidikan di negara kita. Penuh tindakan yang tidak terpuji bahkan oleh guru.”
Kabeb         : “Diam kamu Kukuh! Nanti saya kasih 200 ribu.”
Kukuh         : “OK saya diam.”
Inggil           : (maju ke depan kelas) “Laknatullah,, orang-orang biadab. Tindakan mereka semua sangatlah tidak terpuji, dengan uang saja iman mereka semua sudah hilang. Dan sangat tidak terpuji karena hanya saya yang tidak dikasih uang di sini.”

                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar